KURASI MEDIA – Petani Desa Legok, Bantarkawung, Brebes yang selama ini bergantung pada musim hujan saat bercocok tanam, tengah berbahagia karena mendapatkan bantuan pengairan pertanian dari TNI Angkatan Darat.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bersama Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, meresmikan bantuan pengairan pertanian itu pada Selasa 5 Agustus 2025.
Dengan keberadaan bantuan pengairan pertanian, warga Desa Legok, Bantarkawung, Brebes, sekarang tidak hanya bergantung pada musim hujan, untuk bercocok tanam.
Baca Juga:Soloraya Great Sale Menuai Sukses, Ahmad Luthfi Dijuluki Bapak Inisiator Aglomerasi62 pelaku UMKM Jateng Ikuti Pameran Dekranasda Expo 2025, Transaksinya Tembus Rp452 Juta
Maruli mengatakan, proyek ini hasil kolaborasi antara TNI AD, Pemprov Jateng, dan termasuk Kementerian PUPR dan Kementerian Pertanian.
Menurut dia, distribusi air untuk pertanian ini akan berdampak luas. Manfaatnya bukan hanya pada peningkatan produksi pangan, tetapi juga penurunan angka kemiskinan dan stunting.
“Kami banyak bicara soal air—dari air bersih, sanitasi, sampai irigasi pertanian—karena semua itu berkaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Dengan air yang melimpah, lanjut dia, para petani yang biasanya hanya panen padi selama setahun, dengan adanya sistem pengairan ini, petani bisa panen hingga tiga kali, dengan begitu pendapatan petani bisa meningkat dua kali lipat.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan terima kasih kepada KSAD atas kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Masyarakat Desa Legok sangat berterima kasih. Ini bagian dari upaya kita menjaga Jateng sebagai lumbung pangan nasional,” ujar Gubernur.
Ia menyebut kerja sama dengan TNI telah berjalan melalui program karya bakti, yang mencakup 615 titik pipanisasi dan 475 titik pompanisasi.
Baca Juga:6 Tips Efektif Mencegah Cat Dinding Menggelembung agar Awet dan Rapi!SPC Style 5 Laptop Lokal Paling Juara!
Dengan mengalirnya air irigasi ke ratusan hektare sawah di Brebes, para petani kini punya harapan baru untuk bisa menanam dan panen lebih dari satu kali dalam setahun. Model seperti ini diharapkan bisa direplikasi di daerah-daerah lain.
“Mudah-mudahan ini jadi contoh, jadi pemicu bagi daerah lain untuk mempercepat pengairan sawah-sawah tadah hujan,” pungkas Luthfi.
Salah seorang petani dari Kelompok Tani Mekar Mukti Brebes, Suharti mengaku senang dengan dibuatkannya pengairan di daerah tersebut.