Perubahan Iklim Terkini: Rekor Suhu, Bencana Alam, dan Ancaman Masa Depan

Perubahan Iklim Terkini: Rekor Suhu, Bencana Alam, dan Ancaman Masa Depan
Perubahan Iklim Terkini: Rekor Suhu, Bencana Alam, dan Ancaman Masa Depan (freepik)
0 Komentar

KURASI MEDIA – Perubahan iklim kini semakin nyata terlihat di seluruh dunia. Data terbaru menunjukkan tren pemanasan global yang mengkhawatirkan, memicu cuaca ekstrem, bencana alam, dan ancaman terhadap kehidupan manusia serta ekosistem.

Rekor Suhu Global di Tahun 2025

Berdasarkan data Copernicus, Juli 2025 tercatat sebagai bulan Juli terpanas ketiga sepanjang sejarah, dengan suhu rata-rata global sekitar 1,25°C di atas tingkat pra-industri. Bahkan, periode 12 bulan terakhir mencapai +1,53°C, melampaui batas yang disepakati dalam Perjanjian Paris.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan tren ini akan berlanjut. Ada 80% kemungkinan salah satu tahun antara 2025–2029 akan lebih panas dibanding 2024, dan 86% peluang suhu tahunan akan melampaui 1,5°C. Ini menandakan dunia sedang mendekati titik kritis perubahan iklim.

Baca Juga:Peringatan Hari UMKM Nasional, Momentum Perkuat Ekonomi KerakyatanAksi Global dan Lokal: Lonjakan Solidaritas di Tengah Isu Palestina dan Krisis Iklim Texas

Dampak Nyata: Banjir, Kekeringan, dan Kebakaran Hutan

Perubahan iklim telah memicu bencana besar di berbagai belahan dunia:

  • Pakistan mengalami banjir monsun mematikan pada Juni–Juli 2025, dengan intensitas curah hujan meningkat 10–15% akibat pemanasan global. Banjir ini menewaskan ratusan orang dan merusak ribuan rumah.
  • Studi terbaru mengungkap fenomena “mega-drying”, yaitu penggabungan wilayah kering yang semakin meluas akibat perubahan iklim dan penggunaan air berlebihan. Kondisi ini mengancam pasokan air bagi hingga 75% populasi dunia.
  • Kanada menghadapi musim kebakaran hutan terparah kedua dalam sejarah, dengan lebih dari 7,3 juta hektar lahan terbakar. Kebakaran ini memaksa ribuan orang mengungsi dan menyebabkan polusi udara berbahaya.

Mengapa Perlu Bertindak Sekarang?

Pemanasan global yang terus meningkat akan memperparah frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem. Dampaknya meliputi kerusakan infrastruktur, krisis pangan, kehilangan keanekaragaman hayati, hingga risiko kesehatan yang lebih tinggi.

Upaya mitigasi seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, penggunaan energi terbarukan, serta kebijakan adaptasi di tingkat nasional dan global menjadi langkah penting. Masyarakat juga dapat berkontribusi melalui gaya hidup ramah lingkungan, seperti mengurangi konsumsi plastik, beralih ke transportasi publik, dan menghemat energi.

Perubahan iklim terkini adalah peringatan keras bagi dunia. Rekor suhu, bencana banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan menjadi bukti bahwa krisis iklim bukan lagi ancaman masa depan melainkan kenyataan hari ini. Tanpa aksi cepat dan kolaborasi global, risiko bagi generasi mendatang akan semakin besar. (**)

0 Komentar