KURASI MEDIA – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat menilai Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Jawa Barat sampai dengan posisi Juni 2025 tetap tumbuh positif walaupun mengalami perlambatan.
Perkembangan Perbankan
Sektor Perbankan di Jawa Barat menunjukkan pertumbuhan positif (year on year) tercermin dari beberapa indikator, antara lain Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit, dengan tingkat pertumbuhan berturut-turut pada posisi Juni 2025 sebesar 2,45 persen; 3,63 persen; dan 3,64 persen. Tingkat risiko kredit yang direfleksikan oleh rasio Net Performing Loan (NPL) relatif terjaga dalam batas threshold dengan nilai 4,28 persen. Berikutnya, fungsi intermediasi yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) juga terlihat optimal dengan rasio sebesar 91,89 persen.
Berdasarkan data sebaran penyaluran kredit di Indonesia, penyaluran kredit Bank Umum di Jawa Barat mencapai Rp628 triliun (tumbuh 3,63 persen YoY). Namun, pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit nasional sebesar 7,78 persen YoY. Secara nasional, Jawa Barat merupakan provinsi kedua dengan penyaluran kredit terbesar setelah DKI Jakarta dengan market share mencapai 7,79 persen terhadap total kredit nasional.
Baca Juga:OJK Perkuat Inklusi Keuangan Syariah Melalui Syariah Financial Fair (Syafif) Goes To BandungPLN Icon Plus dan Transvision Jalin Kerjasama untuk Masa Depan Hiburan Digital Indonesia
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit terbesar disalurkan ke KPR & KPB sebesar Rp181,38 triliun (tumbuh 5,58 persen YoY) dan bukan lapangan usaha rumah tangga sebesar Rp126,74 triliun (tumbuh 11,62 persen YoY).
Perlambatan penyaluran kredit disebabkan oleh penurunan kredit yang cukup signifikan pada sejumlah sektor, antara lain Perdagangan Besar dan Eceran menurun 4,70 persen dengan NPL gross 6,17 persen, Konstruksi menurun 13,58 persen dengan NPL gross 7,24 persen, dan Bukan Lapangan Usaha – Lainnya menurun 5,39 persen dengan NPL gross 3,47 persen. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan risiko kredit pada sektor-sektor unggulan tersebut. Namun demikian, terdapat beberapa sektor yang membukukan pertumbuhan kredit dengan risiko tergolong rendah antara lain Real Estate, tumbuh 20,17 persen dengan NPL gross 2,33 persen, Bukan Lapangan Usaha – Rumah Tangga tumbuh 11,62 persen YoY dengan NPL gross sebesar 1,85 persen.
Apabila dilihat dari fungsi intermediasi Bank dengan sebaran Kabupaten/Kota di wilayah kerja Kantor OJK Provinsi Jawa Barat, untuk Dana Pihak Ketiga dan penyaluran kredit mayoritas berada di Kota Bandung (DPK: 34,96 persen, Kredit 31,59 persen), Kota Bekasi (DPK: 14,01 persen, Kredit: 13,48 persen), Kota Bogor (DPK: 9,37 persen, kredit:7,23 persen), Kota Depok (DPK: 8,47 persen, Kredit: 5,60 persen) dan Kabupaten Bekasi (DPK: 7,23 persen), Kabupaten Karawang (Kredit: 5,39 persen). Sementara itu, rasio NPL gross tertinggi berada di Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Tasikmalaya.