KURASI MEDIA – Musisi senior Indonesia, Ari Lasso, tengah menjadi sorotan publik setelah disebut-sebut menerima royalti sebesar Rp40 juta dari Wahana Musik Indonesia (WAMI). Kabar ini mencuat usai laporan keuangan lembaga manajemen kolektif tersebut beredar di media sosial dan menuai beragam reaksi.
Informasi itu pertama kali diungkapkan oleh sejumlah akun pegiat musik yang mempertanyakan transparansi distribusi royalti kepada para pencipta lagu dan performer. Dalam daftar yang beredar, nama Ari Lasso disebut sebagai salah satu penerima dengan nilai royalti mencapai Rp40 juta.
Klarifikasi dari WAMI
Pihak WAMI segera memberikan klarifikasi terkait isu tersebut. Dalam keterangan resmi, manajemen menegaskan bahwa distribusi royalti dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan berdasarkan laporan penggunaan karya musik di berbagai platform, mulai dari radio, televisi, hingga digital streaming.
Baca Juga:Babak Baru Kasus Korup Harry Tanoe: Kakak Harry Tanoe Dipanggil KPKPemkot Bandung Ambil Sikap soal Pengusaha yang Mulai Ditagih Royalti Lagu
“Pembayaran royalti kepada Ari Lasso maupun musisi lainnya dihitung berdasarkan data pemutaran karya. Tidak ada perlakuan khusus, semua sesuai sistem,” ujar juru bicara WAMI.
WAMI juga meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh potongan informasi yang beredar tanpa konteks penuh.
Respons Ari Lasso
Menanggapi tudingan tersebut, Ari Lasso menyampaikan klarifikasi melalui akun media sosial pribadinya. Ia menegaskan bahwa dirinya hanya menerima hak yang memang sudah seharusnya diberikan sebagai penyanyi sekaligus pencipta lagu.
“Saya bekerja di dunia musik puluhan tahun, karya saya diputar di mana-mana. Kalau saya menerima royalti, itu wajar dan sah menurut hukum,” tulis Ari Lasso.
Ia juga menekankan bahwa isu ini seharusnya tidak dipelintir menjadi sesuatu yang negatif, sebab royalti merupakan bentuk penghargaan kepada seniman atas karya mereka.
Publik Soroti Transparansi
Meski sudah ada klarifikasi, isu ini menimbulkan diskusi luas di kalangan musisi dan masyarakat. Banyak yang menyoroti perlunya transparansi lebih besar dalam mekanisme distribusi royalti di Indonesia agar tidak menimbulkan salah paham.
Beberapa musisi independen bahkan menyebut bahwa jumlah royalti yang mereka terima sangat kecil dibandingkan dengan nama-nama besar. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai sistem pembagian yang dianggap belum sepenuhnya adil.