KURASI MEDIA – Beberapa waktu terakhir, berseliweran rekaman yang memperlihatkan warga Hong Kong ramai-ramai menyerbu toko dan supermarket. Aksi panic buying tersebut dilakukan karena mereka khawatir kehabisan makanan.
Kekhawatiran mereka dipicu oleh imbauan darurat menjelang kedatangan angin topan Ragasa. Berbagai kebutuhan seperti roti, sayur, dan makanan pokok lain, ludes diburu warga.
Salah satu informasi menyebut, jika kekhawatiran warga di Hong Kong, terasa sampai Shenzen, sebuah kota di China yang berbatasan langsung.
Baca Juga:Job Seeker Merapat! BP Tapera Buka 19 Lowongan Kerja, Berikut Informasi LengkapnyaTiga Proyek Jalan Tol di Jawa Barat Siap Dibangun pada 2026, Ini Daftarnya
Apa Itu Topan Ragasa?
Menurut Pusat Badan Nasional AS, Topan Ragasa merupakan badai yang memiliki kecepatan angin 252km/jam atau lebih. Topan ini masuk pada kategori 5 dalam skala Saffin-Simpson badai terkuat tahun 2025.
Topan Ragasa merupakan siklon tropis dengan kekuatan besar yang terbentuk di wilayah barat Samudera Pasifik. Kecepatan rata-rata topan Ragasa sekitar 215 km/jam dengan hembusan maksimal mencapai 265 km/jam. Tak heran jika topan Ragasa masuk pada golongan badai dengan risiko tinggi di kawasan Asia.
Dampak Topan Ragasa
Topan dengan kecepatan angin tersebut dinilai mampu menghancurkan hampir seluruh bangunan, merobohkan pohon, bahkan menyebabkan pemadaman listrik. Mengetahui hal tersebut, Otoritas Tiongkok mentapkan keadaan darurat di Provinsi Guangdong.
Pusat Meteorologi Nasional Cina memprediksi bahwa topan Ragasa akan mendarat di pesisir antara Kota Shenchen dan Kabupaten Xuwen, Provinsi Guangdong pada Rabu, 24 September 2025.
Di Cina sendiri, mulai 23-26 September 2025 menutup beberapa fasilitas public seperti kereta cepat, dan rute penerbangan. Pemerintah Cina pun menetapkan status siaga pada warga.