Sementara itu, Sekjen APKASI Joune Ganda mewakili Ketum APKASI Bursah Zarnubi yang berhalangan hadir menyatakan kegembiraannya karena MoU strategis antara ketiga pihak tersebut dapat terlaksana.
“MoU ini sangat penting, sangat luar biasa karena saat ini banyak persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan MBG di daerah. Dan ini adalah langkah nyata yang dilakukan APKASI, AKKOPSI dan HAKLI,” jelas Joune Ganda.
Dengan adanya kemitraan strategis tersebut, kata ia, APKASI melalui para kepala daerahnya dapat berperan untuk dapat meminimalisir kasus-kasus keracunan pada program MBG yang sempat terjadi di beberapa daerah.
Baca Juga:Pemprov Jateng dan Dubes Pakistan Jajaki Kerja Sama Bidang Pendidikan dan InvestasiEkonomi Kreatif di Jawa Tengah Tumbuh Pesat
“Selain itu, kami juga berharap kerjasama ini bukan hanya menyangkut permasalahan yg ada di SPPG namun juga dapat memberikan manfaat lebih di kabupaten-kabupaten di seluruh Indonesia terutama dalam mengatasi masalah sanitasi,” ungkap Sekjen APKASI.
Melalui kerjasama ini APKASI akan mensosialisasikan kesepakatan ini kepada seluruh anggota agar program yang telah dirancang dapat dipahami dan diikuti dengan baik.
Ketua Umum HAKLI, Arif Sumantri menambahkan bahwa kerjasama ini adalah wujud tanggung jawab dan niat baik dari putra-putra terbaik bangsa, yang diamanahkan sebagai kepala daerah baik dalam wadah APKASI maupun AKKOPSI dalam merespon tantangan Indonesia ke depan.
Ia mengapresiasi komitmen yang ditunjukkan Ketum AKKOPSI Dadang Supriatna maupun Ketum APKASI Bursah Zarnubi yang diimplementasikan melalui MoU strategis tersebut.
“MoU ini adalah wujud nyata yang akan dilihat dalam aksi, baik dalam dukungan kebijakan tenaga sanitasi lingkungan di SPPG maupun keberlanjutan (peningkatan) kualitas SPPG untuk mencegah keracunan,” ujarnya.
Arif berharap MoU ini akan menghasilkan dukungan nyata dan komitmen kebijakan dalam mendukung keberlanjutan program MBG, termasuk pelatihan tenaga penjamah makanan sebagai salah satu syarat terbitnya SLHS bagi SPPG.*** (ysp)
