Seorang investor akan membeli properti residensial atau perumahan dan menyewakannya ke orang lain.
Kemudian, ia akan mengoleksi biaya sewa rumah setiap bulannya.
Ada pun bentuk properti yang umum digunakan di antaranya seperti rumah, kondominium, hingga apartemen.
2. Komersial
Properti yang dibeli untuk menghasilkan pendapatan tidak harus selalu berasal dari jenis residensial saja.
Baca Juga:HP 3 Jutaan Paling Laris Se-Jagad Selama Tahun 2023, Anti Ngelag dan Buffering dengan Jaringan 5GPenting Diketahui ! Ini Cara Mengobati Penyakit Gay Dan Homoseksual Secara Syariat
Beberapa investor membeli properti komersial yang khusus digunakan untuk kepentingan bisnis.
Karena properti digunakan untuk kepentingan bisnis, tentu biaya perawatan dan peningkatan kualitasnya tidaklah sedikit.
Namun, biaya yang dikeluarkan dapat ditutupi oleh hasil penjualan atau uang sewa yang didapatkan.
Beberapa contoh dari properti ini seperti apartemen di daerah komersial hingga lokasi toko ritel.
3. Campuran
Properti ini adalah jenis yang dapat digunakan secara bersamaan untuk tujuan residensial dan komersial.
Contoh yang paling sering ditemui dari jenis properti ini adalah ruko.
Biasanya, bagian bawah biasanya digunakan untuk kegiatan usaha seperti restoran, toko, dan sebagainya.
Baca Juga:KEREN! Lirik Lagu ZEROBASEONE-CRUSH Raih 13 Juta Lebih Penonton Hanya dalam 2 Hari TayangSegudang Manfaat Bunga Rosella yang Cantik, Ternyata Bisa Turunkan Berat Badan
Sedangkan, lantai atasnya biasa digunakan sebagai tempat tinggal dari pemilik usaha tersebut atau disewakan sebagai kos-kosan.
Itulah beberapa hal yang perlu diketahui bila kita akan mulai mencoba bisnis investasi properti. Semoga bermanfaat.