Manfaat JKN tak berhenti pada dirinya saja. Keluarganya pun turut merasakannya. Yogi mengisahkan tentang pamannya yang pernah dirawat inap karena menderita penyakit paru-paru. Sang paman adalah peserta JKN mandiri kelas 3 dan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Waktu itu paman saya harus dirawat beberapa hari. Kami sempat khawatir soal biaya, tapi ternyata semua ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan. Kami sangat terbantu,” ungkapnya.
Hingga hari ini, pamannya masih menjalani rawat jalan secara rutin. Pemeriksaan, kontrol dokter, hingga pengambilan obat semuanya ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan. Bagi keluarga Yogi, ini adalah bentuk nyata pertolongan yang tak ternilai.
Baca Juga:Dari Layanan Kesehatan Hingga Administrasi, Riyan Merasakan Kemudahan dari Program JKNCapaian Nyata BPJS Kesehatan, Bukti Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman
“Kalau tanpa BPJS, saya yakin kami akan kesulitan. Sekarang paman saya masih rawat jalan, tapi kami tidak pernah khawatir soal biaya. Semua diurus dan ditanggung, dan itu sangat melegakan,” ucap Yogi.
Kejadian itu membuka mata Yogi bahwa JKN bukan hanya tentang angka iuran atau prosedur layanan, melainkan tentang harapan, tentang keluarga, dan tentang rasa tenang di saat paling sulit.
“Tanpa BPJS, pasti kami kebingungan cari dana. Tapi karena ada JKN, kami bisa fokus pada penyembuhan tanpa dibebani biaya,” tambahnya
Tahun 2024 membawa babak baru dalam hidup Yogi. Ia dipindahtugaskan ke Bandung untuk bekerja di perusahaan baru. Tantangan pun muncul mengganti fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Ia tak punya waktu ke kantor BPJS Kesehatan, hingga akhirnya mengenal aplikasi Mobile JKN.
“Awalnya bingung juga, tapi saya coba cari informasi. Ternyata bisa lewat aplikasi Mobile JKN. Saya unduh aplikasinya dan ikuti petunjuknya, dan ternyata mudah,” ujarnya.
Dengan hanya memasukkan data diri dan lokasi faskes tujuan, proses pindah FKTP bisa diselesaikan dalam hitungan menit. Yogi pun berharap inovasi digital seperti ini terus ditingkatkan demi kemudahan peserta.
“Prosesnya cepat banget, nggak sampai 10 menit. Bulan depannya saya sudah bisa pakai layanan di faskes baru di Bandung. Aplikasi ini sangat membantu. Kalau bisa sistemnya dibuat lebih ringan supaya lebih cepat dan stabil. Tapi sejauh ini, sangat membantu dan memudahkan kami yang sibuk bekerja,” sarannya.