Pilot Project Pilah Sampah di Kab. Bandung: Anak Muda Jadi Motor Penggerak Perubahan Lingkungan

Pilot Project Pilah Sampah di Kab. Bandung: Anak Muda Jadi Motor Penggerak Perubahan Lingkungan
Pilot Project Pilah Sampah di Kab. Bandung: Anak Muda Jadi Motor Penggerak Perubahan Lingkungan
0 Komentar

KURASI MEDIA – Kabupaten Bandung merupakan salah satu wilayah di kawasan metropolitan Bandung Raya yang tengah dipusingkan dengan persoalan persampahan. Bersama Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi, daerah ini sangat bergantung pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, yang menjadi tujuan akhir sampah regional Jawa Barat. Ketergantungan ini menjadikan Kabupaten Bandung sangat rentan terhadap gangguan operasional di TPA tersebut.

Ketika TPA Sarimukti mengalami masalah seperti kelebihan kapasitas, insiden kebakaran, atau penutupan sementara dampaknya langsung dirasakan. Sampah menumpuk di TPS, jadwal pengangkutan terganggu, dan sebagian warga bahkan terpaksa menimbun atau membakar sampah mereka sendiri. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan, tetapi juga memicu tekanan sosial dan ekonomi bagi pemerintah daerah yang harus mencari solusi darurat dalam waktu singkat.

Situasi inilah yang membuat Kabupaten Bandung harus memikirkan strategi baru. Tidak cukup hanya mengandalkan pengangkutan sampah ke TPA, tetapi harus mulai mengurangi sampah dari sumbernya melalui pemilahan, pengolahan mandiri, dan pemanfaatan kembali material yang masih bernilai.

Baca Juga:Satukan Hati Satukan Semangat di 2025, Hadirkan Festival Apresiasi untuk KonsumenSinergi Zurich dan Danamon Menjaga Masa Depan dengan Perlindungan Optimal Penyakit Kritis

Potret Sistem Pengelolaan Sampah Kabupaten Bandung

Ketergantungan Kabupaten Bandung terhadap TPA Sarimukti, belum diiringi dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dari sumber. Masyarakat belum sepenuhnya memiliki kebiasaan untuk memilah sampah sejak dari rumah. Hal ini berdampak pada kurang optimalnya peran kelembagaan lingkungan seperti bank sampah maupun pengurus kebersihan di tingkat RT/RW. Selain itu, keterbatasan dana turut menjadi kendala dalam penyediaan sarana dan prasarana pendukung, seperti tempat sampah terpilah, komposter, serta armada pengangkut sampah yang memadai.

Pemerintah daerah sebenarnya telah mengeluarkan regulasi mengenai pemilahan sampah dari sumber, namun lemahnya implementasi di lapangan serta kurangnya pengawasan membuat efektivitas kebijakan tersebut belum dirasakan secara optimal. Tantangan yang dihadapi Kabupaten Bandung dalam pengelolaan sampah mencakup lima aspek utama, yaitu aspek teknis, kelembagaan, pendanaan, partisipasi masyarakat, serta regulasi dan kebijakan yang belum berjalan secara sinergis.

ISWMP dan PPAM: Menjawab Tantangan dengan Kolaborasi

Pengelolaan sampah bukan lagi sekadar urusan teknis atau infrastruktur. Melalui program Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), pemerintah pusat bekerja sama dengan Bank Dunia mendorong reformasi menyeluruh dalam sistem persampahan daerah. Tujuannya jelas: menciptakan tata kelola sampah yang lebih terintegrasi, partisipatif, dan berkelanjutan.

0 Komentar