Tak hanya menyerang orang yang Tengah beribadah, film ini juga memperlihatkan adegan ketika kelompok PKI menginjak-nginjak kitab suci.
Tak hanya du Desa Kanigoro (dekat dengan Kota Kediri), penyerarangan juga terjadi di tempat-tempat lain seperti Boyolali, Klaten. Madiun, Sumatera Utara, dan lainnya.
Aksi yang telah terjadi sejak tanggal 13 Januari 1965 tersebut, memuncak pada tanggal 30 September. Hingga akhirnya dikenal lah sebagai Gerakan 30 September.
Baca Juga:Tokoh G30S PKI dan Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Tragedi 1965Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI: Jalan Cerita dan Link Streaming
Tak hanya Kyai, kau mini juga menyasar tujuh jenderal yang tergabung dalam anggota Dewan Jenderal.
Konflik timbul ketika D.N Aidit yang merupakan Ketua PKI mendapatkan kabar dari tim dokter yang merawat Soekarno. Aidit merasa jika keadaan Soekarno memburuk, maka akan ada kekosongan kekuasaan.
Hal itu, menurut PKI membahayakan terlebih jika Angkatan Darat yang mengambil alih. Oleh sebab itulah hubungan antara TNI AD dan PKI tidaklah baik-baik saja.
Dalam pemberontakan ini, enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama tewas. Mereka yakni Letjen. Ahmad Yani (Men/Pangad), Mayjen. R. Soeprapto (Deputi II Men/Pangad), Mayjen. Harjono Mas Tirtodarmo (Deputi III Men/Pangad), Mayjen. S.Parman (Asisten I Men/Pangad), Brigjen. D.I. Panjaitan (Asisten VI Men/Pangad), Brigjen. Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman AD), serta atase militer Pierre Tendean.
Sementara itu, Jenderal AH Nasution yang merupakan target penculikan berhasil melarikan diri dengan cara melompati tembok tinggi. Mereka yang ditangkap, mengalami nasib nahas karena diculik, disiksa, dan ditewaskan. Tubuh para pahlawan revolusi tersebut dibawa dan dilempar ke sumur di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.