Berdasarkan kegiatan usaha, perbankan masih didominasi oleh jenis usaha konvensional dengan market share Aset, DPK, dan Kredit masing-masing sebesar 90,06 persen (Rp925 triliun), 88,83 persen (Rp640 triliun), dan 89,03 persen (Rp915 triliun). Sedangkan untuk jenis usaha Syariah dengan market share Aset, DPK dan Kredit masing-masing sebesar 9,94 persen (Rp102 triliun), 11,17 persen (Rp80 triliun), 10,97 persen (Rp112 triliun). Sedangkan, berdasarkan fungsinya perbankan di Jawa Barat per Juli 2025 didominasi oleh Bank Umum dengan market share Aset, DPK, dan Kredit masing-masing sebesar 96,79 persen (Rp995,01 triliun), 96,83 persen (Rp698 triliun), dan 97,73 persen (Rp1.004 triliun). Adapun sisanya merupakan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).
Berdasarkan kegiatan usaha, perbankan masih didominasi oleh jenis usaha konvensional dengan market share Aset, DPK, dan Kredit masing-masing sebesar 90,06 persen (Rp925 triliun), 88,83 persen (Rp640 triliun), dan 89,03 persen (Rp915 triliun). Sedangkan untuk jenis usaha Syariah dengan market share Aset, DPK dan Kredit masing-masing sebesar 9,94 persen (Rp102 triliun), 11,17 persen (Rp80 triliun), 10,97 persen (Rp112 triliun). Sedangkan, berdasarkan fungsinya perbankan di Jawa Barat per Juli 2025 didominasi oleh Bank Umum dengan market share Aset, DPK, dan Kredit masing-masing sebesar 96,79 persen (Rp995,01 triliun), 96,83 persen (Rp698 triliun), dan 97,73 persen (Rp1.004 triliun). Adapun sisanya merupakan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).
Tingkat inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan tercermin dari jumlah Single Investor Identification (SID) di Jawa Barat yang tumbuh sebesar 11,52 persen YoY, dengan porsi terbesar berasal dari saham (27,91 persen), SBN (19,59 persen), dan reksadana (13,65 persen) dengan total SID sebanyak 3.170.604. Sedangkan nilai transaksi saham di Jawa Barat telah mencapai Rp40,02 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 84,87 persen YoY.
Baca Juga:Tingkatkan Ekonomi Daerah, OJK Dorong Pengembangan Peternak Sapi Perah di Jawa BaratOJK Apresiasi Jawa Barat dalam Puncak Hari Indonesia Menabung dan Bulan LiterasiI Keuangan 2025
Pada periode bulan Juni 2025, perkembangan Perusahaan Pembiayaan, Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan LJK Lainnya (PVML), serta perusahaan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) di Jawa Barat menunjukan pertumbuhan yang bervariatif. Penyaluran pembiayaan pada Perusahaan Pembiayaan menurun 0,50 persen YoY yang semula Rp78,85 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp78,47 triliun pada Juni 2025, dengan rasio NPL sebesar 3,01 persen. Pada periode yang sama, perusahaan Modal Ventura telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp3,16 triliun meningkat 1,72 persen YoY dari posisi Juni 2024 Rp3,11 triliun, dengan rasio NPL sebesar 5,19 persen. Penyaluran Pembiayaan pada Perusahaan Fintech Lending sebesar Rp20,75 triliun meningkat 19,78 persen YoY dari posisi Juni 2024 sebesar Rp17,33 triliun, dengan Tingkat Wanprestasi (TWP) 90 hari sebesar 3,41 persen. Total aset Dana Pensiun di Jawa Barat pada posisi Juli 2025 meningkat 0,28 persen YoY, dari Rp25,43 triliun pada Juli 2024 menjadi Rp25,50 triliun.