KURASI MEDIA – Tren makanan di media sosial, khususnya TikTok, kerap mencuri perhatian. Salah satu tren terbaru yang menjadi viral adalah Hahu Hoheng.
Makanan ini adalah variasi dalam memasak tahu goreng dengan tambahan bubuk cabai super pedas.
Meskipun dianggap menghibur, tren ini mengundang perhatian setelah muncul kabar bahwa kepopulerannya dapat membawa risiko bagi kesehatan.
Namun apakah pernyataan itu benar? Simak informasinya.
Baca Juga:Apa itu Noraebang yang Ramai Dikalangan K-Popers?Huawei MatePad Pro 13.2 Siap Rilis di Indonesia, ini Deretan Fitur yang Dibawa
Tren Makanan Hahu Hoheng untuk Kesehatan
Dalam video pendek TikTok, konten kreator, termasuk Nanakoot, mempopulerkan tren Hahu Hoheng dengan cara menggoreng tahu dan menyantapnya dalam keadaan masih panas dengan tambahan bubuk cabai.
Nama Hahu Hoheng sendiri berasal dari plesetan kata “tahu goreng” dan muncul karena sulitnya beberapa orang menyebutnya dengan benar.
Meskipun simpel, tren ini berhasil menarik perhatian banyak orang dengan kreativitasnya dalam dunia kuliner media sosial.
Namun, berita buruk datang ketika mulai muncul laporan bahwa makanan ini dapat menimbulkan risiko kesehatan, termasuk potensi terkait kanker dan efek samping lainnya.
Beberapa warganet yang mencoba tren ini mengungkapkan pengalaman kurang menyenangkan, seperti lidah yang melepuh dan batuk yang tak kunjung reda.
Bahkan, dokter dan influencer Nadia Alaydrus mengingatkan bahwa tren ini sebenarnya berbahaya dan dapat menyebabkan luka bakar pada lidah, risiko kanker, serta kerusakan pada gigi.
Ia juga mencatat bahwa meniup makanan panas sebelum menyantapnya dapat mentransfer bakteri dari saluran pernafasan, dan meningkatkan risiko kontaminasi.
Baca Juga:5 Perbedaan Chipset Snapdragon dan Exynos, Lebih Unggul Mana?5 Keunggulan Chipset Snapdragon 8 Gen 3 yang Harus Diketahui, Main Game Makin Ngebut
Seiring dengan kepopulerannya, Hahu Hoheng mengajarkan kita bahwa kesenangan kuliner di media sosial mungkin menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan.