KURASI MEDIA – Hari valentine atau kasih sayang yang jatuh setiap tanggal 14 Februari memiliki asal usul yang terkait erat dengan masyarakat nasrani.
Diketahui asal-usul, nama ‘Valentine’ berasal dari seorang pendeta bernama Santo Valentine, yang menentang larangan Kaisar Romawi Claudius terhadap pernikahan dan pertunangan.
Larangan tersebut timbul karena kesulitan pemerintah Romawi dalam merekrut pemuda dan pria untuk menjadi pasukan perang.
Baca Juga:7 Ide Kado Hari Valentine Terbaru 2024 untuk Wanita, Siap Bikin Kekasih Terpukau!Ini Bedanya Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Politik, Berminat Pilih untuk SNBP dan SNBT 2024?
Banyak kaum Muslim yang merayakan hari Valentine dengan berbagai tradisi, sementara kaum Nasrani juga merayakannya dan memberikan ucapan selamat satu sama lain.
Bagi kaum Muslim (terutama yang berinteraksi dengan kaum Nasrani), penting untuk berhati-hati dalam menetapkan niat, karena bisa saja terjatuh dalam kesalahan keagamaan jika niatnya tidak tepat.
Dikutip dari laman NU Jatim, dalam kitab Bughyatul Musytarsyidin dengan dijelaskan bahwa:
1. Apabila seorang muslim yang mempergunakan perhiasan/asesoris seperti yang digunakan kaum kafir dan terbersit di hatinya kekaguman pada agama mereka dan timbul rasa ingin meniru (gaya) mereka, maka muslim tersebut bisa dianggap kufur. Apalagi kalau muslim itu sengaja menemani mereka ke tempat peribadatannya.
2. Apabila dalam hati muslim itu ada keinginan untuk meniru model perayaan mereka, tanpa disertai kekaguman atas agama mereka, hal itu terbilang sebagai dosa.
3. Dan apabila muslim itu meniru gaya mereka tanpa ada maksud apa-apa maka hukumnya makruh.
Namun, fenomena saat ini menunjukkan hal yang berbeda. Sebagian besar kaum muda yang merayakan Valentine dengan berbagai tradisinya tidak memiliki kaitan dengan agama. Bahkan, jarang dari mereka yang memahami hubungan Valentine dengan agama Nasrani.
Baca Juga:Ilmu Administrasi Bisnis Belajar Apa? Intip Mata Kuliah hingga Peluang Karirnya!Mata Kuliah Ilmu Hukum, Cek Pelajarannya Lengkap Top 5 PTN Pilihan Terbaik
Perayaan Valentine yang terjadi saat ini, termasuk di kalangan kaum muda dan santri, cenderung menuju kepada perilaku yang dapat dianggap sebagai perbuatan terlarang dalam Islam.
Contohnya adalah merayakan Valentine dengan mengungkapkan cinta di tempat sepi dan berduaan, atau merayakannya dengan mengganggu ketertiban umum.
Lebih lanjut, merayakan Valentine dengan pesta yang menghambur-hamburkan harta juga termasuk perbuatan yang tidak diperkenankan dalam ajaran Islam. Semua tindakan yang bisa memicu maksiat memiliki hukum yang sama dengan maksiat itu sendiri dalam Islam.